Wednesday, April 04, 2007

MY CONCERN...

Louisaku sebentar lagi menginjak umur 5 tahun. Sudah hampir setahun ia bersekolah di TK Xaverius I, Teluk Betung. Sama seperti pemandangan di sekolah-sekolah lainnya, di depan gerbang sekolah banyak berjejer penjual jajanan. Mulai dari makanan kesukaan anak-anak, mainan, sampai umang-umang pun ada dijual disana. Kompleks Xaverius yang menaungi tingkat TK sampai SMP mengakibatkan banyaknya anak-anak yang ‘mampir’ ke para penjual itu setiap masuk atau pun pulang sekolah. Yang namanya pedagang, tentulah berorientasi pada untung yang bisa diperoleh. Sementara barang yang dijual adalah notabene kegemaran anak-anak. Sebut saja manis dan gurih. Anak-anak tidak peduli apapun karena ketidakmengertian mereka tentang apa yang akan mereka konsumsi. Tugas orang tualah seharusnya itu supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan karena masalah jajanan ini.

Yang menjadi perhatianku adalah warna-warni makanan yang dijual, dan tentu saja ini faktor penting dalam menarik perhatian anak. Yang sering terlihat adalah mereka menggenggam plastik yang berisi air berwarna, ada yang hijau, merah, kuning, bahkan ungu sekalipun. Sementara di sudut lain, ada penjual umang-umang yang mangkal dengan setia menanti anak-anak. Selintas terdengar percakapan antar siswa yang berumur sekitar 7 atau 8 tahun, “Umang-umang yang kemaren gw beli udah mati, jadi gw mo beli lagi ah...”. Haih. Kasihannya nasib umang-umang itu. Seharusnya ia hidup di laut menjadi salah satu keindahan alam. Dan di ujung sana, ada juga penjual cimol dan cakue mini yang menggunakan saus warna merah (??) yang dengan asyik di santap oleh pembeli dengan seragam merah putihnya.

Pihak sekolah sudah menyediakan kantin di dalam lingkungan sekolah yang kurang diminati oleh siswa-siswa, karena mungkin pihak sekolah mengeluarkan peraturan tentang makanan yang dijual. Dan yang ada di kantin sekolah mungkin tidak semenarik jajanan yang dijual di depan gerbang sekolah walaupun kualitas kebersihan dan kesehatan lebih terjamin. Tapi itulah anak-anak, kepolosan yang mereka miliki tidak dapat lagi menyimpan masalah kesehatan ataupun kebersihan. Pertimbangan mereka hanyalah rasa gurih dan manis. Beruntunglah Louisa-ku terbekali dengan penanaman pengertian tentang makanan yang menggunakan pewarna dan pengawet. Pengertian yang diberikan dengan cara pengandaian dan mudah dimengerti oleh anak-anak sedikit banyak bisa membentengi dirinya dari bahaya makanan tidak sehat. Walaupun sesekali aku memperbolehkannya membeli jajanan yang diinginkan dengan seijinku dan juga sepengetahuanku, dan biasanya aku lebih memilih untuk membeli di toko atau mini market, dari pada pedagang di depan sekolah. Menurutku memang demikianlah membekali anak dengan pengetahuan dasar mengenai kesehatan, dan memilih makanan yang baik untuk dirinya sendiri.

14:11 – April 04, 2007

1 comment:

Anonymous said...

sudah banyak sorotan tentang kualitas dan bahaya jajanan ini. betul, orientasi penualnya juga cuma untung besar, tidak ada tanggung jawab sosialnya. jadi memang tugas kita untuk membekali pola berfikir anak anak tentang makanan karena lemahnya kepedulian pemerintah maupun fihak lain dalam mengawasi hal hal demikian. Kasian betul si umang umang....