Hari ini genap umurmu yang penuh matang. Berjubah pengalaman dan kasut yang berlapis pelajaran hidup dikenakan dengan penuh rasa. Beribu rasa pernah dirasa selama umur menapaki hari, berjalan gagah dan gontai lewati jalan hidup yang telah digariskan. Tawa, bahagia, kejutan, air mata, darah, dan juga peluh menjadi manik manik penghias jalanmu. Berada di hari ini, dimana bertahun tahun lalu lahir dari rahim Bunda, mengerjap melihat cahaya, dibesarkan penuh cinta, dan sekarang memegang kendali atas hidupmu sendiri, sungguh merupakan anugerah tak terkira. Sebahagia apapun pernah dirasa, dan sesulit apapun pernah ditempuh, memanglah batu pengalaman yang harus dipungut untuk perkaya tas pengalaman diri.
Harap tak terbilang datang menghampiri angan, berandai agar aku bisa membisikkan kata “Selamat ulang tahun, matahari...” di telingamu hari ini. Mengecup pipimu penuh cinta untuk sekedar membagi syukur atas semua yang boleh dimiliki sampai nafas detik ini. Biarlah semua harapku boleh disampiri angin untuk dititipkan pada doamu juga. Tak pernah putus hati meminta dan mengingini agar bahagia hidupmu. Kembali memiliki yang benar benar milikmu, mempunyai api yang menyala untuk jalani hidup dengan gagah, dan menatap apa yang tersusun rapi atas upaya yang dibuat dengan mata bercahaya. Tak ada lagi yang lebih kuinginkan untukmu selain melihatmu bahagia. Setiap hari walau sedikit, tak pernah lupa kutitip sejumput harap untukmu.
Hadirmu di hariku menjadikan hati lebih kaya dengan rasa dan juga pengalaman. Engkau yang mengajariku tentang arti berkorban untuk orang tercinta, tentang bagaimana seharusnya hati bersikap dikala logika berdiri gagah, tentang bagaimana logika menjadi pengawal ketika hati memberontak, tentang bagaimana cinta bisa membuat bahagia dan juga sengsara. ‘Menemukanmu’ adalah salah satu hal yang terbaik yang pernah terjadi dalam hidupku. Danboleh memilikimu dengan seluruh hati dengan cara seperti inipun menjadi kesempatan luar biasa buatku. Rasanya tak ada rasa yang tepat untuk mewakiliku saat ini. Hanya hati yang tahu merasa.
Diawal hari ini, bersama sejuk embun pagi, dengan tulus kuhantar sebait doa untukmu. Semoga engkau boleh mengecap kebahagiaanmu lagi yang belakangan terkubur dalam lumpur. Biarlah apa yang pernah dilewati selalu menjadi lembar acuan untuk mulai menata apa yang akan datang. Aku hanya ingin melihatmu bahagia, cuma itu. Terima kasih atas hadirmu dalam hariku, ri...Terima kasih untuk semua cerita indah yang pernah terukir.
Selamat ulang tahun, sebelah hati...
04:40 – September 20, 2006


No comments:
Post a Comment