
“Too many things yang aku pingin cerita ke fei. Tapi pas telepon semua keluar bersamaan, nggak tertib. I’m so happy now, mbun...”
“I’m so grateful to have you in this life, fei. Aku merasa kembali ke aku 2 tahun lalu: strong, confident, happy, optimistic. Lagi apa embun pagiku?”
“Aku pernah merasa bangga dengan hidup dan pekerjaanku. Bangga yang tanpa tinggi hati. I want it back, mbun...”
Baru kali ini aku mendapatkanmu begitu penuh dengan semua rasa yang bercahaya. Mendengar semua anak pikiranmu yang begitu percaya diri, yang begitu hidup dan penuh dengan semangat. Sungguh indah. Luar biasa tak terkira. Pertama kalinya bagiku, selama bersamamu, menemukan harta karun yang terpendam dalam diri. Yang sejak dulu memang ada disana. Yang selama ini mungkin hanya tertimbun lumpur dan daun kering. Yang selama ini pun aku yakini hanya tersembunyi. Yang belum mati. Dan semua mulai terlihat sekarang. Semoga memang ini memang jalan yang tepat untuk kembali menunjukkan gagah sinarmu, matahariku.
Apapun yang akan dihadapi di hari hari mendatang. Pintu pintu kemungkinan masih tertutup rapat, tapi tidak salah jika kita merasa yakin bahwa kita berdiri di depan pintu yang benar, yang akan membawa kita menuju ke tempat yang lebih baik. Pun jika pintu itu ternyata memang bukan pintu yang benar, maka janganlah bersedih. Setidaknya, apa yang kita lakukan untuk sekedar ‘mengintip’ esok yang indah itu sudah merupakan anugerah yang besar. Sebuah sentilan bagi diri, sesuai katamu. Untuk kembali bangkit. Kembali ke jalan dimana dulu engkau pernah berada. Menjadi utuh dengan apa yang dirasa dan dilakukan.
Bahagiamu, ri...pastilah bahagiaku.
Tertitip kecupku lewat angin malam dari kotaku...Kembalilah bersinar gagah, matahariku...Singkirkan pelan pelan awan gelap yang menutupi sekian lama. Kuharapkan semua yang terbaik untukmu...
Good luck for everthing onwards, half part.
21:10 – September 02, 2006

No comments:
Post a Comment