“I wanna be with you, fei...”
“So do I, prince. For the rest of my age, if I may ask...”
Mungkin terkadang tidak masuk akal, atau bahkan kita mengepakkan sayap terlalu tinggi pada langit angan. Hmm, mungkin saja ada jatah keajaiban untuk kita suatu saat nanti, ucapmu suatu kali. Ya, mungkin saja. Suatu saat nanti.
Kaos hitam itu masih menyimpan bau tubuhmu. Mengenakannya seperti merasakan hangat tubuhmu kembali melingkupiku lagi malam ini. Langit di luar sana entah berbintang entah tidak malam ini. Aku tidak tahu. Tanyamu sore ini sempat membuatku sedikit banyak berpikir jauh. Akan ada 1001 pintu kemungkinan tentang pintu masa depan yang penuh ketidakpastian, katamu. Ya...masa depan yang tak pernah memberikan jaminan kepastian. Masa depan yang penuh misteri dan tanda tanya. Pastilah akan panjang cerita terbagi jika saja ada hadirmu di dekatku untuk mengulas dan membahas topik ini sepanjang malam. Mempertanyakan apa yang boleh digantungkan pada langit harap tentang masa depan, dan apa yang tidak boleh. Mungkin saja akan terjadi apa yang engkau jabarkan padaku sore tadi, atau mungkin juga tidak. Benar memang tidak ada yang tahu, tapi bukankah sedikit banyak kita tahu apa yang kita rasa sekarang? Dan bukankah itu dapat digunakan sebagai sedikit panduan untuk mengintip apa yang kita harap untuk terjadi di masa depan? Ah, mungkin aku terlalu yakin. Mungkin saja aku yang terlalu naif dengan masa sekarang. Benar katamu, memang tidak ada yang pasti. Jalani saja dengan rasa yang memang benar benar sedang dirasa sekarang. Tidak pernah berharap terlalu banyak. Dan menjadikan pengalaman dan kata yang pernah terucap sebagai jejak kaki abadi. Supaya suatu hari nanti jika kita tersesat dan hilang, kita hanya perlu menengok ke belakang. Melihat jejak kaki yang pernah terbuat. Jalani saja...tanpa ada kepastian tentang apapun di masa depan. Bahkan tentang matahari esok yang akan terbit atau tidak, kita juga tidak pernah tahu.
Mungkin saja kita bisa bersama menghabiskan sisa hidup berdua nanti, dengan jatah keajaban itu...Mungkin saja.
21:25 – August 13, 2006

1 comment:
seminggu yang lalu, yang ada hanya penjabaran rasa yang tak pura pura. Memupuk peluang kepada harap bahwa suatu saat kelak 'mungkin' saja keajaiban memilih kita sebagai jatahnya, seperti keajaiban yang sudah sudah dalam hidup kita...
Post a Comment