Monday, April 23, 2007

SEBISIK HARAP

: LCB

Tak pernah lepas dari ingat bagaimana hari ini, lima tahun yang lalu, datang seorang malaikat yang dikirim dari surga buatku. Dengan segala kekuatan diri menyusun kepingan diri yang sempat tercecer beberapa tahun sebelumnya.

Hari ini senyumnya menyambutku pulang, menjemputku di tempat biasa, tepat pukul setengah lima subuh, sama seperti lima tahun yang lalu ia datang ke hidupku. Bau bangun tidurnya tetap menyergap hidungku, dan ciumku mendarat di wajah kecilnya. Sambil kutatap dalam dalam matanya, lalu ingatan masa silam terputar di kepalaku. Segala sedih dan perih yang pernah meraja, segala duka dan sepi yang pernah singgah, semua terekam jelas dan jernih dalam ruang otak kepala. Tak terasa lima tahun sudah dilewati. Sesekali masih terasa nyeri luka yang pernah ada di dalam hati, dan demons yang terkadang juga ikut nimbrung dalam keseharian. Tapi menjadikan apa yang pernah dilewati sebagai sebuah batu pengalaman di tas hidup, maka kayalah aku.

Panjang jalan terbentang di depan untuknya. Sungguhlah bersyukur beribu syukur bahwa pilihan ini yang dulu kuambil. Jalan yang berduri dan penuh tatap mata curiga, tapi aku sungguh bersyukur. Ia menjadikanku matang lebih cepat dari orang kebanyakan, mengayakanku dengan cerita hidupnya, dan ia menguatkanku dalam setiap langkah. Semua hal yang tak pernah terbayangkan sekarang seperti hadir di depan mata melalui dia.

Hari ini, lima tahun sudah ia bersamaku. Biar hanya tertitip doa yang tak pernah putus bagi hidupnya ke depan nanti. Menjadi manusia baik sebaik baiknya manusia bisa menjadi. Biar hanya ia tentukan kemana jalannya nanti, dan aku hanya akan berada di tepinya, menguatkannya bila ia jatuh, tersenyum bila ia bahagia, dan menangis bila ia sedih. Aku hanya akan ada, mungkin dalam lingkar hatinya, di sudut terdalam, menempati sebuat tempat yang tak bernama pun jadilah.

Angin awal hari berhembus lembut di luar kaca jendela mobil, kutarik dekat wajahnya dan kuciumi ia lagi sambil berbisik di telinga mungilnya:

“Selamat ulang tahun, sayang...”. Lalu dengan polosnya ia menjawab, “Memang aku ulang tahunnya hari ini?”.

Yeap...That’s her. My angel.

14:40 – April 23, 2007

1 comment:

Anonymous said...

Selamat Ulang Tahun untuk malaikat kecilmu...Semoga tetap jadi tiang penguat dan obor penerang bagi terjal jalanmu kedepan...

Titip cium di pipi agak tembemnya...