Monday, August 07, 2006

COMING HOME...

Siang belum begitu garang. Matahari masih gagah menyinari bumi dari langit di kotaku. Bunyi pesan menggelayut manja di telinga yang sedang hanyut dalam ingatan akanmu.

“Aku pulang besok sore, pit. Wait for me…”

Pesan itu membuatku sedikit melonjak. Membuat hati begitu tak sabar melewati hari ini, berbagai rencana mampir di kepala untuk menyusun acara penyambutan untukmu. Sedikit kejutan mungkin akan berkesan. Dengan rasa yang tak tentu, aku membagi kabar gembira itu ke setiap sudut rumah. Kepada pohon melati dan rumput di taman kecil kita, kepada sofa putih di ruang tengah kita, kepada setiap kotak keramik lantai juga tak terlupakan. Begitu excitednya diri membayangkan menyambutmu dengan peluk dan cium kangen yang tak berkesudahan.

***

Engkau lebih dahulu sampai di tempat kita berjanji untuk bertemu. Tempat biasa, Stasiun Gambir. Perjalanan ke sini sepertinya perjalanan terlama dan terpanjang selama hidupku. Sesaat aku menyapu pandangan ke ruang tunggu mencari sosokmu. Kulambaikan tangan dengan senyum mengembang dan rasa hati yang tak tertahankan senangnya. Kembali melihatmu disana, lengkap dengan backpack dan juga jaket hijaumu yang mulai pudar warnanya. Bisku berhenti dan kulihat engkau semakin jelas.

“Hai, pit…” sembari senyum dan mengecup kedua pipiku.

Sejenak aku menikmati wajahmu yang begitu dekat dengan wajahku, tersenyum, dan semua rasa bertumpuk menjadi satu di dadaku. Sepanjang jalan menuju ke rumah sederhana kita dengan tangan yang tak pernah lepas menggenggam tanganku. Menyeka rambutku sesekali, dan membagi rasa yang begitu penuh mengisi diri.

“Apa kabarmu, pit?”
“Kangen…Nggak berhenti berhenti kangennya…”
“Iya…aku juga…”

Malam ini pasti akan terbagi cerita yang tak pernah habis topiknya. Ceritamu tentang Papua dengan segala keindahan dan keunikannya menjadi pengawal percakapan kita di sofa putih itu. Kembali membiarkan kepalamu berbaring di pangkuanku, dengan tanganku yang mengusap rambutmu, membagi cerita yang terlewati selama kita berada berjauhan. Seperti biasanya, kita tidak pernah kehabisan topik. Sampai menutup malam dengan lenganmu yang melingkupiku, dan ceritamu seperti lagu pengantar tidur paling indah malam ini.

“Selamat pagi, ndut”
“Selamat pagi, pit”

Hampir tak percaya juga masih hatiku, mendapatkanmu disampingku ketika aku membuka mata. Memandangimu yang kembali terlelap menjadi pemandangan yang indah pagi ini. Dan dengan awal hari seperti ini, rasanya apapun mampu kulewati. Welcome home, my half heart…You add up the sweetness to my life…

20:53 – August 7, 2006

1 comment:

Anonymous said...

ahh-- indahnya. kisah yang dulu, kukira akan menghampiriku juga... berjalanlah terus...