Tuesday, July 18, 2006

SERIGALA BERBULU DOMBA

Loyalitas.

Adalah dedikasi atas apa yang dilakukan seseorang terhadap apapun yang dikerjakan. Mungkin boleh juga disebut dengan kesetiaan. Masalah kesetiaan berkaitan erat dengan kepercayaan. Tingkat loyalitas adalah sesuatu yang rentan, yang tidak bisa dibangun dalam waktu dan proses yang instant. Dibutuhkan pribadi yang benar benar matang agar bisa berada dalam level loyalitas yang tinggi. Itu pun belum bisa menjamin bahwa di level tersebut semua akan berjalan mulus.

Proses penjagaan loyalitas juga sama beratnya dengan proses membangun atau bahkan lebih sulit. Semua dikarenakan oleh banyak faktor. Seseorang bisa saja berubah atas dorongan kualitas pribadi maupun terbukanya kesempatan. Harga loyalitas seseorang dapat dengan mudah runtuh ataupun goyah. Hal yang paling mungkin berpengaruh besar adalah faktor finansial. Kecenderungan manusia yang tidak pernah puas dan iming iming materi dapat memungkinkan seseorang lupa akan proses pembangunan loyalitas. Adanya kesempatan atau peluang juga berperan besar sebagai pembuka jalan. Langkah langkah licik mulai dilakukan apabila mata sudah dibutakan. Manuver manuver kebohongan dari tahap kecil bahkan sampai ke tahap pengkhianatan pun acap dilakukan untuk menutupi perbuatan. Seseorang ini memanipulasi keadaan demi keuntungannya sendiri. Percaya atau tidak, perbuatan ini bisa menjadi sebuah pola yang bisa berujung menjadi sebuah kebiasaan. Hal hal yang tadinya segan untuk dilakukan bisa menjadi tabiat yang meruntuhkan. Sementara itu, ada pihak lain yang masih saja menjaga loyalitasnya, untuk terus membina kelanggengan dan menghargai proses pembangunan itu sendiri. Berada di posisi yang jelas jelas berlawanan, dimana satu pihak merasa diuntungkan, dan pihak lainnya dirugikan secara materi maupun immateri. Jelas kerugian materi dapat dirunut dan dihitung, tetapi kerugian immateri atau yang bersifat mental justru terasa lebih sulit untuk diatasi karena berhubungan langsung dengan runtuhnya kepercayaan yang telah dibangun susah payah dalam waktu yang tidak sebentar. Kehilangan kepercayaan dari orang yang begitu dekat, entah dalam konteks keluarga, pekerjaan, atau bahkan cuma sekedar pertemanan tetap saja menorehkan luka yang mendalam bagi pihak yang dirugikan. Mungkin konsekuensi yang paling ekstrim adalah memutus tali yang mengikat kedua pihak. Tapi itupun juga belum bisa menyembuhkan luka. Lalu, bagaimana dengan sisi bagi si perusak? Bisa saja, ia merasa menyesal atau bahkan malah mempersiapkan dalih dalih untuk pembelaan diri. Toh, tidak akan ada gunanya. Bagai nasi telah menjadi bubur, kepercayaan pun dibangun dengan sulit tetapi bisa dengan mudah diruntuhkan, hanya dengan alasan klise sepanjang masa, yaitu uang.

Semua orang membutuhkan uang, cuma cara memperolehnya saja yang menunjukkan kualitas seseorang. Apakah ia mau mendapatkan uang dengan cara bekerja keras, atau mencari jalan yang mudah? Bila seseorang tidak mau bekerja keras, atau mendapat kesempatan untuk berbuat curang yang menghasilkan uang, maka dapat diketahui bahwa pribadi tersebut hanyalah seseorang dengan kualitas jiwa hidup yang rendah. Mempergunakan peluang demi kepentingan sendiri tanpa memikirkan pihak lain. Ganjaran apakah yang paling tepat untuk pribadi seperti ini? Pengrusakan nilai loyalitas tidak dapat diekualisasi dengan ganjaran, tapi memproteksi diri dengan mengeliminasi pribadi seperti ini patut dipertimbangkan demi kemajuan di masa mendatang. Karena percuma memelihara hubungan dengan orang yang tidak menghargai loyalitas, hanya akan seperti menyimpan bangkai.

09:25July 18, 2006

No comments: