
“I’m exhausted, pit. I miss you…” terbaca di layar hand phone.
Dan pertanyaan atas kekuatiran langsung mengalir deras sebagai sebuah balasan. Gambaran tentang suku Bulbul itu menyeruak seenaknya dan membuatku sedikit protes dengan apa yang ia coba lakukan terhadap materi training disana.
“Kangen aja, pit. Belum selesai, cuma mau bilang I love you…” balasmu lagi.
Hm, engkau selalu tahu bagaimana membuatku tenang. Andai saja tempat jauhmu itu hanya sebatas pagar tembok sebelah rumah. Sudah pasti aku akan terbang kesana sekarang.
Kamar ini terlalu besar tanpamu, rumah ini terlalu sepi tanpa ceritamu. Bunga lili itu masih belum kubuang walaupun sudah layu menguning. Bunga yang terakhir kau berikan padaku sebelum pergi. Lama sekali rasanya hari hari berlalu. Jam serasa berputar begitu lambat. Tidak pernah sedetikpun engkau pergi dari ingatan. Setiap senti rumah ini membawa kenangan indah bersamamu. Pagar putih di depan
Entah apa yang terjadi. Sepanjang hari, isi kepalaku hanya waktu ketika kita berdua. Menghabiskan hari dengan cerita cerita tentang segala, melewati sore dengan teh manis di beranda, mengantar sang matahari pulang ke peraduan bersama lenganmu melingkup bahu. Membayangkan semua perlakuan manismu yang selalu membuatku merasa begitu istimewa. Sore ini pun kembali menjelang, membawa bau suasana sore rumah kita yang begitu khas. Wewangian bunga dan tanah yang berpadu menjadi satu juga terus membawa senyummu mendominasi bayangku. Masih berkutatkah engkau disana dengan tugasmu, sayang? Andai saja, engkau bisa mengajakku ikut bersamamu…Berbagi semua keindahan berdua di tempat yang asing itu.
Pulanglah cepat, seluruh isi dan sudut ruang di rumah ini juga menantikanmu kembali.

2 comments:
Love....tulisan yang membuatku merasa nyaman..tentram..keagungan cinta ya sist..pasti akan mengalahkan segalanya :). muah
tak dapat lagi aku berkata.... indah!
Post a Comment