Ternyata semua kapal cuma senang berlabuh, semua sama saja. Selalu berlabuh setiap ada dermaga kosong yang mau menerimanya untuk bersandar. Ketika sang dermaga berjuang keras memberikan jalan baik untuk sandar, membersihkan sampah sampah disekitarnya agar semua terlihat baik, ternyata kapal tetaplah kapal yang harus kembali berlabuh menuju entah kemana. Mungkin karena dermaga yang terlalu baik, terlalu percaya bahwa sang kapal akan menetap lama di dermaganya. Memberinya nyaman pun ternyata tidak bisa menahannya. Takdirnya memang untuk selalu berlabuh saja. Lalu, dermaga yang berharap banyak tentu akan kecewa lebih banyak. Jadi...
Wahai dermaga, sadarlah bahwa kapal memang tidak akan pernah menetap, takdir telah menentukan bahwa ia hanya singgah dan lalu pergi. Janganlah buka hatimu untuk terlalu berharap. Bahkan layanan VIP pun mungkin diterimanya senang hati tanpa ada niatan hati memberimu lebih dari yang engkau harapkan. Kalaupun engkau sudah terlanjur berharap, dan bersiap siaplah untuk kembali menelan rasa sedihmu. Aku beritahu engkau, dermaga...Ia tidak pantas bersamamu. Bagai bumi dan langit, seperti dua kutub bumi yang tidak akan pernah menyatu. Memandanglah dengan logika, hati hanyalah kesemuan yang memabukkan seperti candu yang membuatmu ketagihan. Peganglah erat logikamu, dermaga. Jangan mau lagi disakiti. Bila ada yang pantas menempati ruang hatimu, maka carilah padan pasanganmu. Lihat saja sekelilingmu, jangan kamu takut. Mungkin saja, jangkar penambat yang kecil itu adalah sang setiamu. Tidak pernah ia mengecewakanmu. Selalu diterimanya dengan baik, apapun yang ingin berlabuh di tempatmu. Tidak pernah ia bertanya siapa dan sampai kapan. Terkadang, diri menjadi buta karena tutupan debu egois hati untuk mempunyai sang kapal dengan segala kata kata manisnya. Bukalah mata, bahwa bukan kata kata yang engkau perlukan. Sikap setia dan tindakan nyata seharusnya menjadi bahan utama bagimu untuk menjatuhkan pilihan.
Semoga terbuka mata, hati, logika, dan nuranimu setelah apa yang engkau lewati.
16:35, July 9, 2006

2 comments:
Nothing last 4ever my dear. Telah kau relakan dia berlabuh sebentaran. Jangan biarkan luka itu terlalu lama bertahan.
diciptakan didunia juga cerita,
tentang kapal yang kehilangan sauhnya karena terampas oleh gelombang pasang, badai bahkan ganasnya musim.
Disandarkanya badan kapalnya yang rapuh dimanapun arus mendamparkanya
kapal rapuh itu telah kehilangan nahkoda,
kemudinya patah
dan menyerah pada kematian yang dinantikan...
dia tinggalkan goresan disetiap persinggahanya...
Post a Comment